Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia adalah pandangan seorang orientalis Belanda yang berpengaruh terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda terhadap umat Islam di Indonesia. Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam di Indonesia bukanlah ancaman bagi kekuasaan kolonial, melainkan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan tersebut.
Pandangan Snouck Hurgronje didasarkan pada penelitiannya selama bertahun-tahun di Aceh dan Jawa. Ia mengamati bahwa Islam di Indonesia bersifat sinkretik, bercampur dengan budaya dan tradisi lokal. Ia juga berpendapat bahwa umat Islam Indonesia umumnya moderat dan tidak tertarik pada gerakan radikal. Pandangan ini sangat berpengaruh terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda, yang kemudian dikenal dengan “Politik Etis”.
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang Berkembang di Indonesia
Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia sangat penting untuk memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Berikut adalah 10 aspek penting dari pendapat Snouck Hurgronje:
- Islam sinkretik
- Umat Islam moderat
- Tidak tertarik pada gerakan radikal
- Dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial
- Mempengaruhi kebijakan kolonial Hindia Belanda
- Dikenal sebagai “Politik Etis”
- Banyak dikritik oleh ahli sejarah Indonesia
- Tetap menjadi referensi penting
- Membantu memahami pengaruh kolonialisme Belanda
- Memahami penggunaan Islam sebagai alat politik
Aspek-aspek ini saling terkait dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia. Pandangannya didasarkan pada penelitiannya yang mendalam dan pengamatannya yang tajam terhadap masyarakat Indonesia. Meskipun pandangannya banyak dikritik, namun tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Islam Sinkretik
Islam sinkretik, atau Islam yang bercampur dengan budaya dan tradisi lokal, merupakan salah satu aspek penting dari pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia.
-
Faset 1: Pengaruh Budaya Lokal
Snouck Hurgronje mengamati bahwa ajaran dan praktik Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya dan tradisi lokal. Misalnya, banyak ritual dan upacara keagamaan yang dipadukan dengan unsur-unsur budaya Jawa, seperti kenduri dan slametan. -
Faset 2: Kepercayaan Pra-Islam
Islam di Indonesia juga menyerap banyak kepercayaan dan praktik pra-Islam, seperti animisme dan dinamisme. Kepercayaan ini masih hidup dalam bentuk kepercayaan terhadap roh-roh halus, jimat, dan praktik perdukunan. -
Faset 3: Toleransi dan Kerukunan
Islam sinkretik di Indonesia juga ditandai dengan toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Umat Islam Indonesia umumnya hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain, seperti Hindu, Buddha, dan Kristen. -
Faset 4: Moderatisme
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam sinkretik di Indonesia cenderung moderat dan tidak tertarik pada gerakan radikal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya lokal yang menekankan harmoni dan keseimbangan.
Pemahaman Snouck Hurgronje tentang Islam sinkretik sangat penting untuk memahami pandangannya tentang Islam di Indonesia. Ia melihat Islam sinkretik sebagai faktor yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial Belanda. Pandangan ini kemudian menjadi dasar bagi “Politik Etis”, yang berupaya untuk memperkuat kekuasaan kolonial melalui kerja sama dengan umat Islam moderat.
Umat Islam Moderat
Umat Islam moderat merupakan komponen penting dalam pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia. Snouck Hurgronje berpendapat bahwa umat Islam moderat dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial Belanda. Pandangan ini didasarkan pada pengamatannya bahwa umat Islam moderat umumnya tidak tertarik pada gerakan radikal dan lebih memilih untuk hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain.
Snouck Hurgronje melihat umat Islam moderat sebagai penyeimbang terhadap kelompok Islam radikal yang dianggapnya mengancam kekuasaan kolonial. Ia berpendapat bahwa dengan mendukung umat Islam moderat, pemerintah kolonial dapat mengisolasi kelompok radikal dan mencegah mereka mendapatkan pengaruh yang lebih luas.
Pandangan Snouck Hurgronje tentang umat Islam moderat sangat berpengaruh terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda. Pemerintah kolonial berupaya untuk memperkuat pengaruh umat Islam moderat melalui berbagai cara, seperti memberikan dukungan finansial dan politik kepada organisasi-organisasi Islam moderat.
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Tidak Tertarik pada Gerakan Radikal
Pandangan Snouck Hurgronje bahwa umat Islam Indonesia tidak tertarik pada gerakan radikal merupakan komponen penting dalam teorinya tentang Islam di Indonesia. Pandangan ini didasarkan pada pengamatannya bahwa umat Islam Indonesia umumnya moderat dan lebih memilih untuk hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain.
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa sikap tidak tertarik pada gerakan radikal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengaruh budaya lokal yang menekankan harmoni dan keseimbangan, serta pengalaman sejarah umat Islam Indonesia yang tidak pernah terlibat dalam konflik agama yang berkepanjangan.
Pandangan Snouck Hurgronje tentang umat Islam Indonesia yang tidak tertarik pada gerakan radikal sangat berpengaruh terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda. Pemerintah kolonial berupaya untuk memperkuat pengaruh umat Islam moderat melalui berbagai cara, seperti memberikan dukungan finansial dan politik kepada organisasi-organisasi Islam moderat.
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial
Pandangan Snouck Hurgronje bahwa Islam di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial merupakan komponen penting dalam teorinya tentang Islam di Indonesia. Pandangan ini didasarkan pada pengamatannya bahwa Islam di Indonesia bersifat sinkretik dan umat Islam Indonesia umumnya moderat dan tidak tertarik pada gerakan radikal.
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa pemerintah kolonial dapat memperkuat kekuasaannya dengan mendukung umat Islam moderat dan memanfaatkan Islam sinkretik untuk mengisolasi kelompok Islam radikal. Pandangan ini sangat berpengaruh terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda, yang kemudian dikenal dengan “Politik Etis”.
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Mempengaruhi kebijakan kolonial Hindia Belanda
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan kolonial Hindia Belanda. Pandangannya menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan yang berupaya untuk memperkuat kekuasaan kolonial melalui kerja sama dengan umat Islam moderat.
-
Dukungan terhadap umat Islam moderat
Pemerintah kolonial memberikan dukungan finansial dan politik kepada organisasi-organisasi Islam moderat, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Tujuannya adalah untuk memperkuat pengaruh umat Islam moderat dan mengisolasi kelompok Islam radikal.
-
Pemanfaatan Islam sinkretik
Pemerintah kolonial memanfaatkan Islam sinkretik untuk memperkuat kekuasaannya. Misalnya, pemerintah kolonial mendukung upacara-upacara keagamaan tradisional yang dipadukan dengan unsur-unsur budaya lokal.
-
Pembatasan gerakan Islam radikal
Pemerintah kolonial membatasi gerakan Islam radikal melalui berbagai cara, seperti pengawasan ketat dan penangkapan para pemimpinnya. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran ideologi radikal di kalangan umat Islam Indonesia.
-
Pendidikan dan modernisasi
Pemerintah kolonial juga berupaya untuk memodernisasi umat Islam Indonesia melalui pendidikan dan program-program pembangunan. Tujuannya adalah untuk menciptakan kelas menengah Muslim yang berpendidikan dan berpikiran maju.
Kebijakan kolonial Hindia Belanda yang dipengaruhi oleh pandangan Snouck Hurgronje memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut membantu memperkuat kekuasaan kolonial dan membentuk lanskap keagamaan Indonesia hingga saat ini.
Dikenal sebagai "Politik Etis"
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan kolonial Hindia Belanda yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan kolonial melalui kerja sama dengan umat Islam moderat.
Kebijakan ini memiliki beberapa komponen utama:
- Dukungan terhadap organisasi-organisasi Islam moderat, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
- Pemanfaatan Islam sinkretik untuk memperkuat kekuasaan kolonial.
- Pembatasan gerakan Islam radikal.
- Pendidikan dan modernisasi umat Islam Indonesia.
Kebijakan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Kebijakan ini membantu memperkuat kekuasaan kolonial dan membentuk lanskap keagamaan Indonesia hingga saat ini.
Pemahaman tentang hubungan antara pandangan Snouck Hurgronje dan “Politik Etis” sangat penting untuk memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Pemahaman ini juga membantu kita memahami bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Banyak dikritik oleh ahli sejarah Indonesia
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia. Kritik-kritik tersebut meliputi:
-
Kurangnya pemahaman tentang Islam
Para ahli sejarah Indonesia berpendapat bahwa Snouck Hurgronje kurang memahami Islam secara mendalam. Hal ini terlihat dari kategorisasinya terhadap Islam di Indonesia sebagai “sinkretik”, yang dianggap terlalu menyederhanakan kompleksitas ajaran dan praktik Islam di Indonesia.
-
Mengabaikan faktor politik
Snouck Hurgronje cenderung mengabaikan faktor politik dalam analisisnya tentang Islam di Indonesia. Ia melihat Islam semata-mata sebagai fenomena keagamaan, padahal Islam juga memiliki dimensi politik yang kuat.
-
Membenarkan kebijakan kolonial
Pandangan Snouck Hurgronje digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk membenarkan kebijakannya terhadap umat Islam Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut, seperti “Politik Etis”, bertujuan untuk memperkuat kekuasaan kolonial dengan mendukung umat Islam moderat dan membatasi gerakan Islam radikal.
-
Mengabaikan keberagaman Islam
Snouck Hurgronje cenderung menggeneralisasi Islam di Indonesia sebagai suatu entitas yang homogen. Padahal, Islam di Indonesia sangat beragam, dengan berbagai aliran dan organisasi yang memiliki pandangan dan praktik yang berbeda-beda.
Kritik-kritik tersebut menunjukkan bahwa pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia memiliki keterbatasan dan perlu dikritisi secara kritis. Namun demikian, pandangan Snouck Hurgronje tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia karena memberikan wawasan tentang bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia.
Tetap Menjadi Referensi Penting
Meskipun banyak dikritik, pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Hal ini karena pandangannya memberikan wawasan tentang bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia, serta bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Pandangan Snouck Hurgronje penting karena beberapa alasan. Pertama, pandangannya didasarkan pada penelitian yang mendalam dan pengamatan yang tajam terhadap masyarakat Indonesia. Kedua, pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Ketiga, pandangannya memberikan wawasan tentang bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Pemahaman tentang hubungan antara pandangan Snouck Hurgronje dan perkembangan Islam di Indonesia sangat penting untuk memahami sejarah Indonesia dan Islam di Indonesia. Pemahaman ini juga membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Membantu Memahami Pengaruh Kolonialisme Belanda
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia membantu kita memahami pengaruh kolonialisme Belanda dalam beberapa hal:
-
Pemahaman tentang Kebijakan Kolonial
Pandangan Snouck Hurgronje menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan kolonial yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan Belanda melalui kerja sama dengan umat Islam moderat. Kebijakan ini memberikan wawasan tentang bagaimana Belanda menggunakan Islam untuk mempertahankan kekuasaannya.
-
Pengaruh pada Gerakan Islam
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam moderat dan sinkretik memengaruhi perkembangan gerakan Islam di Indonesia. Kebijakan kolonial yang didasarkan pada pandangannya membatasi gerakan Islam radikal dan mendukung organisasi Islam moderat, sehingga membentuk lanskap keagamaan Indonesia.
-
Strategi Penguasaan
Pandangan Snouck Hurgronje menunjukkan bagaimana Belanda menggunakan strategi “pecah belah dan kuasai” untuk menguasai Indonesia. Dengan mendukung umat Islam moderat dan membatasi gerakan Islam radikal, Belanda berupaya memecah belah umat Islam dan mencegah mereka bersatu melawan kekuasaan kolonial.
-
Dampak Jangka Panjang
Pengaruh kolonialisme Belanda terhadap Islam di Indonesia masih terasa hingga saat ini. Kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pandangan Snouck Hurgronje telah membentuk hubungan antara negara dan agama, serta memengaruhi dinamika keagamaan di Indonesia.
Dengan memahami pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang strategi kolonial Belanda dan dampak jangka panjangnya terhadap Islam di Indonesia.
Memahami Penggunaan Islam sebagai Alat Politik
Memahami penggunaan Islam sebagai alat politik merupakan komponen penting dari pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia. Snouck Hurgronje berpendapat bahwa pemerintah kolonial dapat memperkuat kekuasaannya dengan mendukung umat Islam moderat dan memanfaatkan Islam sinkretik untuk mengisolasi kelompok Islam radikal.
Pandangan Snouck Hurgronje ini menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan kolonial yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan kolonial melalui kerja sama dengan umat Islam moderat. Kebijakan ini memberikan contoh nyata tentang bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Memahami penggunaan Islam sebagai alat politik sangat penting untuk memahami sejarah Indonesia dan Islam di Indonesia. Pemahaman ini membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Selain itu, memahami penggunaan Islam sebagai alat politik juga memiliki relevansi praktis saat ini. Di banyak negara, Islam digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mendapatkan kekuasaan politik. Memahami bagaimana Islam dapat digunakan sebagai alat politik dapat membantu kita mengidentifikasi dan melawan penggunaan Islam untuk tujuan-tujuan yang tidak .
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Apa pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia?
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam di Indonesia bersifat sinkretik, moderat, dan tidak tertarik pada gerakan radikal. Ia juga berpendapat bahwa Islam di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kolonial untuk memperkuat kekuasaannya.
Pertanyaan 2: Bagaimana pandangan Snouck Hurgronje memengaruhi kebijakan kolonial Belanda?
Pandangan Snouck Hurgronje menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan kolonial yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan Belanda melalui kerja sama dengan umat Islam moderat. Kebijakan ini membatasi gerakan Islam radikal, mendukung organisasi Islam moderat, dan memanfaatkan Islam sinkretik untuk memperkuat kekuasaan kolonial.
Pertanyaan 3: Apakah pandangan Snouck Hurgronje masih relevan saat ini?
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial.
Kesimpulan:
Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia memberikan wawasan yang penting tentang bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial dan masih relevan hingga saat ini.
Lanjut Membaca:
Untuk informasi lebih lanjut tentang pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia, silakan baca artikel berikut: Artikel tentang Pendapat Snouck Hurgronje
Tips Memahami Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia
Untuk memahami secara mendalam pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
Tip 1: Pelajari Latar Belakang Snouck Hurgronje
Memahami latar belakang Snouck Hurgronje, termasuk pendidikan dan pengalamannya di Indonesia, sangat penting untuk memahami pembentukan pandangannya tentang Islam di Indonesia.
Tip 2: Baca Tulisannya secara Langsung
Untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang pandangan Snouck Hurgronje, sangat disarankan untuk membaca langsung karya-karyanya, seperti “Aceh di Bawah Undang-Undang Darurat” dan “Mekkah dalam Gambar-Gambar”.
Tip 3: Pertimbangkan Kritik terhadap Pandangannya
Pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia. Memahami kritik-kritik tersebut penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pendapatnya.
Tip 4: Hubungkan dengan Konteks Kolonial
Pendapat Snouck Hurgronje tidak dapat dilepaskan dari konteks kolonial pada masa itu. Memahami kebijakan dan praktik kolonial Belanda akan membantu dalam mengontekstualisasikan pandangannya.
Tip 5: Pelajari Dampak Pandangannya
Pandangan Snouck Hurgronje memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan kolonial Belanda dan perkembangan Islam di Indonesia. Mempelajari dampak tersebut akan memperdalam pemahaman tentang signifikansinya.
Tip 6: Manfaatkan Sumber Daya Tambahan
Selain sumber-sumber utama, tersedia berbagai sumber daya tambahan, seperti buku, artikel, dan film dokumenter, yang dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang pendapat Snouck Hurgronje.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia.
Kesimpulan:
Memahami pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia sangat penting untuk memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia dan pengaruh kolonialisme Belanda. Dengan mengikuti tips yang telah diuraikan, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan kritis tentang pandangannya.
Kesimpulan
Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam yang berkembang di Indonesia memberikan wawasan penting tentang bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Pandangannya tentang Islam yang sinkretik, moderat, dan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan kolonial menjadi dasar bagi “Politik Etis”, sebuah kebijakan kolonial yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan Belanda melalui kerja sama dengan umat Islam moderat.
Meskipun pandangan Snouck Hurgronje banyak dikritik oleh para ahli sejarah Indonesia, namun pandangannya tetap menjadi referensi penting dalam kajian Islam di Indonesia. Pandangannya membantu kita memahami bagaimana kolonialisme Belanda memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan bagaimana Islam digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah kolonial. Memahami pandangan Snouck Hurgronje sangat penting untuk memahami sejarah Indonesia dan Islam di Indonesia.