Puasa intermittent atau puasa berselang, telah menjadi tren gaya hidup sehat yang populer. Bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, puasa intermittent menawarkan segudang manfaat menakjubkan bagi kesehatan tubuh bahkan berpotensi memperpanjang usia. Tertarik mencobanya? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini!
Lebih dari Sekedar Menahan Lapar
Berbeda dengan puasa pada umumnya, puasa intermittent berfokus pada pola waktu makan, bukan pembatasan jenis makanan. Anda diharuskan untuk berpuasa selama periode waktu tertentu, kemudian diikuti dengan periode makan yang terjadwal.
8 Manfaat Puasa Intermittent yang Terbukti Secara Ilmiah:
- Efektif Menurunkan Berat Badan:
Membatasi waktu makan dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
Meningkatkan hormon pembakar lemak seperti hormon pertumbuhan dan norepinefrin.
Contoh: Puasa selama 16 jam per hari dan hanya makan dalam jendela waktu 8 jam dapat membantu menurunkan berat badan dan lemak perut. - Meningkatkan Sensitivitas Insulin:
Membantu tubuh merespon insulin dengan lebih baik, sehingga gula darah dapat dikontrol dan risiko diabetes tipe 2 menurun.
Studi menunjukkan bahwa puasa intermittent dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan kadar insulin secara signifikan. - Melawan Peradangan:
Mengurangi stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronis.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa intermittent dapat menurunkan penanda inflamasi seperti CRP (C-reactive protein) dan IL-6 (interleukin-6). - Meningkatkan Kesehatan Jantung:
Membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida.
Meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik).
Studi menemukan bahwa puasa intermittent dapat memperbaiki profil lipid dan fungsi jantung pada orang dewasa yang obesitas. - Meningkatkan Fungsi Otak:
Melindungi sel-sel otak dari kerusakan dan meningkatkan fungsi kognitif.
Meningkatkan produksi BDNF (brain-derived neurotrophic factor), protein penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermittent dapat meningkatkan memori dan pembelajaran. - Meningkatkan Energi dan Fokus:
Meningkatkan produksi hormon norepinefrin, yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus mental. - Memperpanjang Usia:
Studi pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermittent dapat memperpanjang usia dan melindungi dari berbagai penyakit terkait penuaan. - Mudah Diterapkan dan Diikuti:
Terdapat berbagai metode puasa intermittent yang dapat disesuaikan dengan gaya hidup dan preferensi Anda.
Tips Memulai Puasa Intermittent dengan Aman:
- Konsultasikan dengan Dokter: Terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, atau sedang hamil/menyusui.
- Mulailah Secara Bertahap: Mulailah dengan periode puasa yang lebih pendek, misalnya 12 jam, dan tingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh.
- Penuhi Kebutuhan Cairan: Perbanyak minum air putih, teh herbal, atau minuman tanpa kalori lainnya selama periode puasa.
- Konsumsi Makanan Bergizi: Pilih makanan sehat dan bergizi seimbang selama periode makan.
- Dengarkan Tubuh Anda: Jika Anda merasa lemas, pusing, atau mengalami efek samping lainnya, hentikan puasa dan konsultasikan dengan dokter.
- Hindari Olahraga Berat: Lakukan olahraga ringan seperti yoga atau pilates selama periode puasa.
- Konsisten: Kunci keberhasilan puasa intermittent adalah konsistensi dan kedisiplinan dalam menjalankannya.
FAQ Puasa Intermittent:
1. Apa saja metode puasa intermittent yang populer?
Metode 16/8 (puasa 16 jam, makan 8 jam)
Metode 5:2 (makan normal 5 hari, puasa 2 hari non-konsekutif)
Metode eat-stop-eat (puasa 24 jam, 1-2 kali seminggu)
2. Apakah boleh minum kopi atau teh saat puasa intermittent?
Boleh, asalkan tanpa gula, susu, atau krimer.
3. Kapan waktu terbaik untuk melakukan puasa intermittent?
Dapat disesuaikan dengan jadwal Anda, namun sebaiknya hindari periode makan mendekati waktu tidur.
4. Apakah puasa intermittent aman untuk jangka panjang?
Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, namun studi awal menunjukkan bahwa puasa intermittent aman dan bermanfaat untuk jangka panjang jika dilakukan dengan benar.
5. Apakah ada efek samping dari puasa intermittent?
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi di awal puasa adalah rasa lapar, lemas, sakit kepala, dan sulit konsentrasi. Namun, efek samping ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang setelah tubuh beradaptasi.
6. Siapa saja yang tidak boleh melakukan puasa intermittent?
Ibu hamil dan menyusui
Penderita diabetes tipe 1
Penderita gangguan makan
Orang dengan riwayat gangguan makan
Anak-anak dan remaja
Kesimpulan
Puasa intermittent merupakan pola makan yang aman dan efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Bukan hanya sekedar tren, puasa intermittent telah terbukti secara ilmiah memberikan berbagai manfaat, mulai dari menurunkan berat badan hingga memperpanjang usia. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu unik, dan respon tubuh terhadap puasa intermittent dapat bervariasi.
Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai puasa intermittent, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu. Selalu dengarkan sinyal tubuh Anda, dan terapkan puasa intermittent secara bertahap dan konsisten untuk mendapatkan hasil yang optimal.